TIDAK ADA YANG SEMPURNA
Mandat Rakyat sudah dicabut, jabatan, kewenangan, dan kekuasaan pemerintahan sudah lepas dari pundak, tetapi masih ada sejumlah orang penyimpan benci hendak memburunya agar bisa masuk bui.
....
Pada suatu kesempatan lebih kurang 1 tahun masa jabatan periode pertama selesai, saya berkunjung kepada Bapak dr. Amiruddin Rauf. Sekira satu jam kami bercakap. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari momentum itu.
Beberapa pekan sebelumnya, ketika jabatan Bupati masih melekat, banyak hujatan, olok-olok, dan sindiran yang bertaburan di media sosial tentang keburukan Bapak Amiruddin Rauf. Di antaranya mengarah pada penghinaan atas pribadi, meski dengan alasan karena jabatan. Setelah jabatan lepas, rasanya makin pedas ujaran-ujaran kebencian itu, bahkan mengarah pada upaya mengendarai hukum untuk menjebloskan Bapak Amiruddin Rauf ke penjara.
Memang benar kata beliau kepada saya tempo hari. Ringkasnya, beliau mengatakan, bahwa menjadi Bupati di Kabupaten Buol itu sungguh berat, kawan bisa jadi musuh, sementara musuh belum tentu bisa jadi kawan. Musuh maupun kawan adalah saudara kita sesama orang Buol yang satu nenek moyang.
Saya jadi bertanya dalam hati, apakah seseorang yang menjadi Bupati Buol mesti menikmati masa purna tugas 'wajib' hidup dipenjara...? Apakah keburukan atau kelalainnya kepada beberapa orang harus dibalas dengan Bui, atau sebagiannya masih misteri harus digali, diburu, demi menjebloskan mantan Bupati ke penjara...?
Bupati sebelum Bapak Amiruddin Rauf juga masuk penjara, apakah Bupati setelah Amiruddin Rauf harus juga masuk penjara...? Sepertinya PJ Bupati Buol harus hati-hati, saudara bahkan orang tua yang berdarah Buol pun bisa dipenjarakan, apalagi yang bukan berdarah Buol.
Duhai saudara-saudaraku, Tilo Utat Tandanio, bolehlah kebencian itu disimpan saja di hati masing-masing, biarlah Allah yang menjadi hakim yang adil. Media Sosial bukan tempat menghakimi, bukan pula sarana mengumbar kebencian yang terbuka maupun tertutup. Bagaimanapun Bapak Amiruddin Rauf telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Bupati selama dua periode politik 5 tahunan. Berilah beliau penghargaan yang tulus, maafkanlah kesalahan dan kelalaian beliau. Dengan demikian, kita Tilo Buol telah menunjukkan martabat kemanusiaan yang sejati, sehingga Keberkahan dari Allah Aza wa Jalla akan tercurah untuk kita dan Buol tercinta.
Semoga Buol Berkah bukanlah sekadar julukan atau embel-embel dari sebuah nama.
Hormatku untukmu, Bapak Amiruddin Rauf.

Comments
Post a Comment
Komen2x: