POLITIK KAMBING HITAM
Politik itu asyik-asyik saja bagi mereka yang sudah mendapat mandat rakyat. Tidak ada gunanya menyesali bagi-bagi kuasa yang mereka lakukan sekarang, karena sudah ada contohnya pada pilpres, pemilu dan pilkada yang telah lampau. Mana mereka hirau dengan rakyat yang telah mereka robek-robek solidaritasnya...? Bahkan saudara sekandung masih ada yang belum akur hingga sekarang, rumah tangga masih guncang di banyak tempat, golongan-golongan yang berlawanan masih terus menguatkan tali permusuhannya.
Konflik di mana-mana makin merebak, mana mereka pusing dengan malapetaka sosial yang turut mereka picu itu...? Kalau mereka hirau, tentu bagi-bagi kuasa yang mereka tunjukkan melalui saling kunjung, makan bareng, selfi bareng, tidak diumbar ke media sosial seolah mengejek tim sukses, pengikut setia, dan rakyat awam yang sekadar ikut-ikutan. Seolah-olah memberitahu kepada rakyat, kami bisa akur kok kalian hanya pengikut tidak bisa akur...?
Dulu ada buku judulnya "Oposisi Berserak". Menjelaskan sebuah fenomena baru dalam perpolitikan nasional, bahwa gerakan oposisi kian berserakan di mana-mana, ditandai dengan gerakan sosial OR, ORNOP DAN MAHASISWA yang makin massif hingga bisa mengubah watak otoriter menjadi lebih reformis. Para pemimpin organisasi politik sekarang justru mempraktikan "OPOSISI BERSERAKAH" yang membuat konflik berserakan di mana-mana...!!!
Gerakan-gerakan protes yang berserakan di mana-mana dihalau dengan tindakan kekerasan bahkan terhadap anak-anak muda terdidik. Demokrasi sedang dibungkam oleh Demokrator Otoritarian Represif berwajah lugu dan negarawan.
Kambing-kambing hitam sedang diburu untuk dikriminalisasi demi NKRI Harga Mati.
Comments
Post a Comment
Komen2x: