KEPADA SAHABAT-SAHABAT HIMASOS YANG SAYA CINTAI
Dari Muhammad Syafei B 201 90 043, (Oyot Lapugo), kepada sahabat-sahabat yang pernah belajar di Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASOS) Fisip Universitas Tadulako. Semoga sahabat sekalian sempat membaca pesan ini, meski tidak memberi likes maupun komentar. Mohon ambillah darinya yang mungkin masih terpelihara dalam diri kita masing-masing, lalu nyatakanlah di dunia nyata...!!!
Seiring berjalannya waktu sebagian dari kita sudah terpisah dekat pun jauh dengan kesibukan masing-masing. Tetapi saya yakin apa yang pernah kita bibit bersama di HIMASOS masih hidup dan setidaknya memberi warna terhadap aktivitas kita di manapun, yang memengaruhi pandangan dan penilaian orang terhadap kita. Kecuali komiu sudah melupakan HIMASOS sama sekali.
Sahabatku sekalian. Kita semua telah mengabdikan diri kepada Kampus kita tercinta UNIVERSITAS TADULAKO melalui kebersamaan sebagai keluarga FISIP, lebih khusus lagi sebagai anak HIMASOS FISIP UNTAD. Semoga Tuhan Seluruh Alam membalas semua itu dengan sebaik-baik balasan.
Tidak terasa sejak tahun 1990 berstatus Mahasiswa (14 semester) dan menjadi Dosen hingga sekarang 2019, separuh lebih dari jatah hidup di Bumi ini, waktuku bersama HIMASOS dan merawat semua bibit yang pernah kita tanam, kini telah tumbuh dewasa dan kuat. Solidaritas sejati yang semula diyakini hanya teori belaka itu, telah kita praksiskan selama puluhan tahun melalui HIMASOS. Keluarga kita telah ratusan jumlahnya, sedang mewujudkan cinta, kepedulian, nilai-nilai dan moralitas khas HIMASOS dengan cara masing-masing maupun kolektif di tempat yang berbeda-beda.
Waktuku untuk bertahan di rumah kita itu, segera berakhir. Saya pun segera meninggalkan Kampus tercinta ini, melanjutkan pekerjaan yang belum selesai di tempat lain. Kampus kita sudah makin tua, energi intelektualitas sejatinya pun telah disedot hampir habis oleh yang dulu kita juluki Tangan yang Tak Tampak. Semoga saudara-saudara muda kita yang sedang menjaga HIMASOS diberi kekuatan yang sekuat-kuatnya oleh Tuhan Seluruh Alam.
Setelah parade aksi 23, 24, dan 25 September 2019 yang lalu, pada tanggal 27 September 2019, Saya telah menerima surat Pemberhentian Sebagai Dosen yang ditandatangani oleh Rektor Untad pada 26 September 2019. Sungguh saya tidak menyoalkan Pemberhentian sebagai Dosen ini. Sekali lagi, saya tidak keberatan dan menerima dengan lapang hati, sebagai konsekuensi administratif dan kepatutan Strata Akademik.
Setiap hari, pagi siang malam, di dalam kelas, di luar kelas, bahkan di luar kampus bersama kalian sahabat-sahabat muda HIMASOS, sehingga saya lupa memburu pangkat dan jabatan, bahkan sekolah untuk memenuhi kualifikasi akademis administratif. Sedari menjadi ASN berstatus Dosen di tahun 2006 sampai sekarang saya hanya berpangkat/golongan 3A dan tidak layak ikut kompetisi rebut jabatan di Kampus. Dalam rentang waktu itu pun saya tidak dapat menyelesaikan sekolah strata 2, maka sampai sekarang saya hanyalah sarjana karbitan level 1. Bahkan para pembenci melalui akun-akun palsu menyebut saya dosen tumpul, “pata pinsil”, pugo sesuai julukan saya... (Semoga Tuhan mengampuni mereka).
Jujur saya hanya bingung sembari menekan kecewa dan marah atas proses dari upaya-upaya menghilangkan jejak saya di Kampus. Surat Pemberhentian saya sebagai Dosen itu sebagai tindak lanjut Rektor Untad terhadap Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Repotnya dan membuat saya tertegun, Surat dari Kepala Biro tersebut memperhatikan Surat Rektor Untad Nomor 5582/UN28/KP/2019 tertanggal 1 Agustus 2019. Lantas Ketetapan dari Surat Kepala Biro tadi adalah: Kepada saya, Muhammad Syafei “terhitung tanggal 31 Desember 2015 diberhentikan sebagai dosen dalam jabatan Asisten Ahli...”
Ini berarti saya diberhentikan dari status Dosen sejak Desember 2015 berdasarkan Surat Rektor pada Agustus 2019. Atau kasarnya begini: Pada Agustus 2019 Rektor Untad meminta kepada Kepala Biro Sumber Daya memberhentikan Saya dari status Dosen sejak Desember 2015....
Saya berkata pada diri saya sendiri, mengapa pada tahun 2015, empat tahun lampau, tidak dikeluarkan Surat Pemberhentian Dosen itu, agar saya tahu diri, permisi lebih awal dari Kampus yang tercinta.....!!!
Mengapa menunggu sampai 2019 baru memberhentikan saya di tahun 2015...??? Ini berarti bapak dan ibu pejabat di Kampus sengaja menjebak saya berhutang kepada negara selama 4 tahun.... Setan jenis apakah yang telah merasuki pejabat-pejabat terdidik ini....? Semoga seluruh Malaikat dan manusia di Bumi pun Langit melaknat Setan-setan yang telah merasuki bapak/ibu pejabat Kampus.
Saya hanya bermohon, jangan Bapak/Ibu Pejabat Kampus yang baik melakukan hal yang sama terhadap salah seorang dosen Fisip yang sedang sekolah sekira 8 tahun belum selesai, karena beliau adalah istri mantan Rektor Untad yang telah mengabdi dengan sangat tulus demi anak-anak didik yang berkualitas, patuh, tunduk dan santun. Buatlah Surat Perpanjangan untuk masa Studi beliau, mengingat jasa-jasa mantan Rektor kita yang luar biasa...
Maka pada kesempatan ini, Saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada saudara-saudara keluarga besar HIMASOS, karena tidak bisa lagi menjaga rumah kita ini dari dekat. Juga kepada saudara-saudara muda HIMASOS yang sedang belajar, maaf saya tidak bisa menjadi teman keseharian lagi seperti dulu. Maafkan saya... maafkan saya... maafkan saya...
Meski saya tahu di antara mahasiswa, dosen, dan para pimpinan birokrasi kampus merasa bahagia dan lega karena terlepasnya status Dosen dari diri saya, dan sebentar lagi akan terusir dari kampus, tetapi saya dapat menerima dengan lapang dada. Sungguh saya telah menekan sekuat mungkin rasa marah dan kecewa terhadap anda semua. Kebencian satu-satunya yang ada pada diri saya adalah kepada Setan yang terkutuk, yang telah meracuni akal sehat orang-orang yang berpendidikan tinggi di dalam kampus. Setan-setan ini telah merusak mentalitas dan rasionalitas sebagian saudara saya di kampus sehingga melemahkan keberpihakan kepada mahasiswa, lebih disibukkan dengan bagi-bagi kuasa, serius dan fokus membentuk kubu-kubu saling berlawanan untuk menguasai birokrasi kampus sampai lupa mahasiswa membutuhkan totalitas mereka sebagai Guru.
Kepada Saudara-saudara Muda Mahasiswa Sosiologi Fisip Untad:
Kalau anda berkarakter aneh, ugal-ugalan, sering setengah sadar, segeralah untuk berubah, karena anda pasti bisa. Buang rasa minder, jangan merasa tersingkir atau disingkirkan oleh “situasi” di luar dirimu. HIMASOS tempat yang cocok bagi anda untuk mengangkat derajat kemanusiaanmu, karena di situ anda menjadi saudara bagi yang lainnya. HIMASOS dibangun, dijaga, dikawal oleh semangat “kekerabatan”.
Kalau anda sudah berada di dalam dan menjadi bagian dari organisasi ini, maka buang sama sekali rasa takut, terhadap apapun, siapapun kecuali kepada TUHAN.
Kalau anda sudah di HIMASOS, anda harus menyegel kata “LAWAN” dan menyimpan dengan baik kata itu di benak dan di hati. Lawan kebodohan, Lawan Kemalasan, Lawan ketidakadilan, Lawan rasa takutmu, Lawan semua bentuk penindasan di dalam kampus, maupun di luar kampus. Lawan kesombonganmu, Lawan keangkuhanmu, Lawan egomu.
Kami semua yang pernah belajar di HIMASOS tahu benar, bahwa HIMASOS adalah tempat aktivis mahasiswa yang sungguh-sungguh hendak mewujudkan TRI DARMA PERGURUAN TINGGI dalam bentuknya yang sejati, bukan sekadar dibuktikan lewat perkuliahan di dalam kelas, penelitian lewat PPL, dan pengabdian lewat KKN. Sejak berstatus mahasiswa dan tergabung di HIMASOS, maka sejak itu anda harus menjunjung tinggi semua hal yang mengikat idealisme dan ideologi kemahasiswaan yang hendak dijuangkan oleh HIMASOS, termasuk menjadi bagian dari gerakan sosial. Kalau di depan matamu berlangsung penindasan terhadap rakyat, maka buang status kemahasiswaanmu, bila tidak bersegera berada di barisan terdepan sebagai pembela rakyat. Ini inti dari jiwa pengabdian yang ada di HIMASOS.
Di HIMASOS hanya ada saudara. Di situ tempat berbagi, belajar bersama dalam susah pun senang. Solidaritas yang selama ini sudah terjaga, jangan sampai susut hanya karena waktu berlalu. Proses kaderisasi harus terus berjalan. Para senior jangan lupa kacang akan kulitnya. Kalau anda sudah menjadi aktivis di luar kampus, jangan lupa HIMASOS. Jangan sampai dia mati suri lagi, hanya karena Inkonsistensi, terlalu cepat merasa senior, terlalu cepat merasa berbeda dengan yang lain, lebih hebat dan lain, lantas menganggap HIMASOS sekadar tempat kumpul anak-anak baru belajar. Anda keliru, karena dia dibangun dengan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, tanpa imbal, tanpa pamrih. Di HIMASOS dosen dengan mahasiswa adalah sahabat dan teman belajar, termasuk belajar menekan “rasa lebih hebat dari” dosen kepada mahasiswa, senior terhadap yunior, tindas menindas antar angkatan. Perbedan kelas dan angkatan tidak boleh terjadi di HIMASOS.
Tetapi, jangan lupa introspeksi diri, refleksi, review dan evaluasi apa yang sudah berlalu dan yang sekarang, untuk menjadi lebih baik ke depan. Kita semua tidak sempurna, HIMASOS juga tidak sempurna, perbaikilah yang perlu diperbaiki, buang yang tidak berguna dan merusak solidaritas. Saya selalu mencintai kalian Sahabat-sahabatku semua. Kalian telah membuat saya merasa berharga sebagai manusia.
Salam.
Sahabat kalian, Oyot.

Comments
Post a Comment
Komen2x: