Menyiapkan Diri Menghadapi Bencana-Bencana yang Lebih Dahsyat

 

Bismillah. Teman-teman yang saya hormati. Semoga Ridha Allah SWT selalu menyertai amal baik kita.
 

Wabah Virus Corona sedang membuat manusia se-Bumi hampir tunduk pada hukum ketidakpastian, sekaligus pasrah terhadap hukum kepastian yang datang dari DIA, Penguasa segala hukum dan kejadian-kejadian. Satu-satunya tindakan yang dapat kita lakukan agar selamat, adalah mengalahkan diri sendiri. Kalau kita dapat menahan hasrat bersosialisasi secara fisik, mungkin kita selamat. Sederhananya, kita mencoba melawan hukum alam yang berlaku pada diri kita, bahwa “manusia adalah makhluk sosial” sebab (maaf) agak kasar “sosialitas akan membunuh kita” maka berjaraklah dari siapapun.
 

Faktanya, kita harus bertemu dengan orang yang menjual beras atau makanan siap saji/masak, karena kita harus makan, kalau tidak ya Mati. Kita juga harus membeli air minum mineral karena sudah gak sudi memasak air dari sumur-sumur yang tak ada lagi. Kita juga harus beli Gas kalau persediaan habis. Pendeknya, kita berhadapan dengan dua keharusan sekaligus, menjauh dan mendekat, sendiri atau beramai-ramai, berjarak dan tidak berjarak. Keduanya berkonsekuensi pada kematian.  
 

Kita dipaksa melawan diri sendiri, oleh sesuatu yang tidak tampak, tetapi mampu membunuh tanpa pandang siapa. Bukan pembunuh berdarah dingin, karena makhluk ini tidak berdarah. Bukan pula sesuatu yang mengerikan seperti zombie, raksasa bertanduk, atau makhluk berkepala ular.
 

Corona yang beralias Covid-19 ini tidak pula memiliki senjata pembantai dan kekuatan super seperti Batman, Superman, Iron Man, Wonder Women, ciptaan tukang khayal. Makhluk ini juga bukan Laba-laba yang menggigit Spiderman lalu membuat Peter jadi hebat luar biasa. Makhluk ini bukan pula hasil temuan ilmiah berupa serum yang membuat manusia mungil bisa menjadi seperti raksasa hijau HULK yang dahsyat kekuatannya. Semua ini produksi Imajinasi manusia modern yang telah melupakan hakikat-hakikat.
 

Makhluk ini ciptaan Allah, Tuhan Seluruh Alam, yang hadir pada saat manusia berada di atas puncak peradaban. Allah yang menciptakannya, dan manusia memberinya nama CORONA. Sebelumnya sudah ada makhluk-makhluk seperti ini diciptakan Allah sebagai peringatan kepada manusia. Sejak manusia pertama diciptakan dan diturunkan ke Bumi hingga sekarang, telah berkali-kali, setiap manusia di Bumi mencapai peradaban puncaknya, selalu ditandai dengan bencana demi bencana, kehancuran demi kehancuran. Berkali-kali, berulang-ulang, sehingga menjadi hukum ketetapan, “bahwa manusia memang selalu menyimpang dari apa yang telah ditetapkan baginya”. Manusia adalah makhluk pelupa, tergesa-gesa, sombong, angkuh, pendosa, penghianat, ingkar, tidak bersyukur, tidak bertawakal, dan yang paling buruk adalah KAFIR, tidak atau menolak ALLAH sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah.
 

Supaya lebih tegas, Makhluk semacam Corona ini adalah Makhluk Ciptaan Allah, yang sebab-sebab dan akibat dari kehadirannya sudah ditentukan, dan ketika telah “menjadi” adalah ketetapan-NYA yang tidak bisa diubah, kecuali Allah menentang ketetapan-NYA sendiri dengan kehendak-NYA. Dia-lah Allah, yang apabila menghendaki sesuatu, cukuplah DIA berkata Jadilah, maka Jadilah sesuatu itu, termasuk segala konsekuensi yang timbul dari Kejadian itu.   
 

Corona adalah Peringatan Allah untuk kesekian kalinya, bahwa apapun yang telah dicapai oleh manusia lewat kemampuan-kemampuan dan ciptaan-ciptaan yang diklaimnya, tidaklah sebanding dengan ciptaan Allah, meski hanya dengan satu makhluk yang sangat kecil hingga tak dapat dilihat oleh mata telanjang. Makhluk tak berjenis kelamin yang mati satu tumbuh seribu dalam kecepatan yang mampu membuat manusia se-Bumi ketakutan.
 

Nah. Teman-teman sekalian, ini ada buku bagus yang bisa mengisi waktu di rumah saja. KISAH PARA NABI, karangan Imam Ibnu Katsir. Tebalnya 962 halaman. Buku ini sumber utamanya dari Al Quran dan Hadist Shahih. Bila pun ada beberapa hadist dhaif, hanya sekadar pembanding dan diberi penjelesan oleh penulisnya. Juga ada sejumlah kisah bersumber dari cerita Israiliat (bualan-bualan Bani Israil yang berkhianat) disampaikan peringatan oleh Ibnu Katsir secara lugas, bahwa kisah itu bualan yang sengaja disimpangkan oleh orang-orang khianat terdahulu.
 

Buku ini saya beli di Jakarta tahun 2014. Harganya 300 ribuan, entah sekarang mungkin sudah lebih murah. Ini kali ketiga saya membacanya. Bagusnya buku ini tidak membosankan untuk dibaca. Selalu saja ada hal baru yang hadir dalam pikiran, meskipun telah membacanya berulang. Mungkin saja sudah ada versi On-Line (saya kurang tahu).
 

Kalau anda tidak berkehendak membeli karena jarak atau keadaan yang lain, maka bacalah Al Quran, karena sepertiganya adalah kisah-kisah para Nabi dan kejadian-kejadian besar pelanggaran manusia atas fitrahnya sendiri dan ketentuan Allah.
 

Mungkin anda yang dulu menuduh saya Komunis tidak percaya, dua minggu di rumah saya sudah dua kali menghatam Al Quran versi Arab dan satu kali Versi (terjemahan) Indonesia. Kalau saya yang Lapugo (bodoh sekali) ini bisa, tentu anda lebih bisa lagi.
 

Ayo Kita Bisa Lawan Diri Sendiri dan kembali ke Fitrah, lalu mengikuti jalan lurus yang disediakan NYA. Yakinlah Corona akan segera mati dengan cepat, dan kita lebih siap diri menghadapi ujian demi ujian yang akan lebih berat lagi setelah Corona berlalu.
 

Sekarang kita diberi waktu untuk menyiapkan diri menghadapi bencana-bencana yang lebih dahsyat teman-teman sekalian. Ayo lupakan Corona, dia bukan makhluk yang patut menjadi lawan kita. Kitalah yang harus membunuh semua sifat setan yang telah membelenggu kesejatian kita, menjauhkan kita dari Allah, melupakan-NYA. Percayalah, Allah akan memberi kita makan, meskipun kita tidak berdaya untuk mencari makanan. Sekarang kita diberi-NYA waktu untuk membangun kembali keyakinan yang hampir terbunuh oleh modernitas, bahwa keyakinan sejati itu adalah Tidak ada Tuhan Selain Allah, Yang Mahabaik, Mahasejahtera, Mahaberkehendak, Mahakuasa atas segala sesuatu.
 

DAN ALLAH MAHASEGALANYA. Ketika menutup Tulisan ini. Tepat Gempa mengguncang beberapa detik. Semoga Allah melindungi kita semua, dari guncangan-guncangan yang lebih dahsyat di kemudian hari.
Aamiin.

Postingan Asli

 


Comments

Popular Posts