SALAH TAFSIR = MALAPETAKA
Menafsirkan dan Menerjemahkan dua hal yang berbeda. No diterjemahkan tidak. Mimpi bukan sesuatu yang dapat diterjemahkan, melainkan ditafsirkan. Mimpi diberikan baju berwarna biru kepada kita, ada yang menafsirkan, akan ada kerabat dekat sakit keras (contoh doang bro...!).
Terjemahan Alhamdulillahi Rabbil' Aalamiin, "Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh Alam". Terjemahan itu ditafsirkan, bahwa Segala pujian hanya patut diberikan kepada Allah sebagai sembahan seluruh Alam, baik alam manusia, jin, malaikat, dan seluruh benda diam bergerak, mati dan hidup. Dan, dapat ditafsirkan lebih dalam lagi oleh orang-orang yang berlainan mazhab dan tingkatan berpikir.
Nabi Yusuf AS diberi kemampuan Tafsir mimpi oleh Allah Azza wa Jalla (silakan baca kisahnya dalam QS Yusuf). Dari situ kita akan mendapat petunjuk membedakan tafsir dan terjemahan.
Tetapi tafsir bukan analisis apalagi dicampur aduk. Tidak sembarang orang dapat menjadi ahli tafsir, sumbernya dari Allah, bukan manusia, jin atau malaikat.
Repotnya, tak sedikit manusia zaman now gampang sekali menafsirkan gejala, keadaan, sikap, bahkan fakta. Seseorang yang berbuat, berkata, atau menyikapi sesuatu, oleh orang lainnya tak tunggu waktu lama bisa menjadi bulan-bulanan di media sosial setelah beberapa menit diunggah oleh sang penafsir.
Persahabatan bisa buyar karena salah tafsir, orang pacaran putus dan saling benci, rumah tangga runtuh jadi puing karena salah tafsir. Padahal sangat mungkin sang penafsir paranoid, purba sangka, iri, atau terkhianati, lalu setan membisikan tafsir yang buruk.
Musuh yang sebenar-benarnya musuh adalah setan, bukan manusia. Tetapi seburuk-buruk setan adalah yang berasal dari golongan manusia.
Sumber:

Comments
Post a Comment
Komen2x: